Skip to main content

Putri Rainun dan Rajo Mudo - Cerita Rakyat



Putri Rainun dan Rajo Mudo - Cerita Rakyat

1Dahulu, 1di Jambi ada 1seorang putri bangsawan 1bernama Putri Rainun. 1Ia adalah gadis 1yang cantik, anggun, 1dan memiliki perangai 1yang baik. 1Kecantikan dan keelokan 1budinya kerap menjadi 1buah bibir. 1Sudah banyak pemuda 1maupun putra bangsawan 1yang datang melamarnya, 1namun semuanya ditolak.


1Rupanya, 1Putri Rainun telah 1memiliki kekasih 1bernama Rajo Mudo, 1seorang pemuda tampan 1dari kalangan 1orang biasa. 1Selain tampan, 1pemuda dambaan hati 1sang putri itu 1juga memiliki sifat 1yang baik, 1alim, dan berilmu.


1Suatu waktu, 1Rajo Mudo berniat 1pergi merantau untuk 1menambah ilmu pengetahuannya. 1Niat itu pun 1ia sampaikan kepada 1kekasihnya, Putri Rainun.


1Wahai Dinda, 1permata hati Kanda. 1Kanda ingin ke 1negeri seberang untuk 1menimba ilmu,” 1kata Rajo Mudo, “1Jika Dinda mengizinkan, 1Kanda akan berlayar 1dengan kapal yang 1akan berangkat 1besok pagi.”


1Iya, Kanda. 1Dinda merestui 1kepergian Kanda. 1Tapi, 1jangan lupa 1cepat kembali, 1Dinda tidak ingin 1berlama-lama berpisah 1dengan Kanda,” 1ujar Putri Rainun.


2Baiklah, Dinda. 2Kanda akan 2segera kembali. 2Jika kita 2memang berjodoh, 2Tuhan pasti akan 2mempertemukan kita kembali,” 2kata Rajo Mudo.


2Keesokan harinya, 2Rajo Mudo pun 2berlayar menuju ke 2negeri seberang. 2Putri Rainun, 2tak kuasa menahan 2air mata melepas 2kepergian kekasih hatinya. 2Putri cantik itu 2pun baru meninggalkan 2pelabuhan setelah kapal 2yang ditumpangi Rajo 2Mudo hilang 2dari pandangannya.


2Berita tentang 2kepergian Rajo Mudo 2pun tersebar. 2Tentu saja berita 2tersebut membuat banyak 2pemuda merasa gembira 2karena mendapat kesempatan 2untuk mendapatkan 2Putri Rainun. 2Mereka pun berlomba-2lomba merayu untuk 2mengambil hati 2sang Putri. 2Namun karena keteguhan 2sang Putri mempertahankan 2cintanya kepada 2Rajo Mudo, 2semua rayuan para 2pemuda itu ditampiknya.


2Waktu terus berjalan. 2Sudah berbulan-bulan 2Rajo Mudo berada 2di perantauan, 2namun tak ada 2kabar apapun 2tentang dirinya. 2Putri Rainun pun 2mulai cemas. 2Hatinya selalu gelisah 2menanti kedatangan kekasihnya. 2Sebagai obat 2pelipur lara, 2sang putri mengisi 2hari-harinya dengan 2mengayak padi.


2Suatu hari, 2seorang pemuda melintasi 2rumah Putri Rainun. 2Pemuda yang bernama 2Biji Kayo itu 2terpikat ketika melihat 2kecantikan sang Putri. 2Biji Kayo adalah 2anak orang 2kaya raya, 2tetapi memiliki tabiat 2yang buruk. 2Ia dikenal sebagai 2lelaki hidung belang 2yang suka mengganggu 2gadis-gadis. 2Memang, 2ia amat pandai 2membujuk dan mengambil 2hati orang lain.


2Keesokan harinya, 2Biji Kayo mendatangi 2rumah Putri Rainun. 2Namun, 2ia tidak langsung 2menyampaikan lamarannya kepada 2sang Putri. 2Ia tahu bahwa 2sang Putri sudah 2punya kekasih, 2yakni Rajo Mudo. 2Untuk itu, 2ia mendekati ibunda 2Putri Rainun. 2Dengan bujuk rayuannya, 2ia pun berhasil 2menghasut ibunda 2sang Putri.


3Baiklah, 3Biji Kayo. 3Aku akan mencoba 3membujuk putriku agar 3mau menerima lamaranmu,” 3ujar ibu 3Putri Rainun.


3Mendapat jawaban itu, 3Biji Kayo tersenyum 3lalu berpamitan pulang 3ke rumahnya. 3Pada malam harinya, 3sang ibunda mulai 3membujuk putrinya.


3Ketahuilah, 3Putriku! 3Pemuda yang bernama 3Biji Kayo itu 3anak orang kaya. 3Ibu pikir, 3ia sangat cocok 3menjadi pendamping hidupmu 3daripada Rajo Mudo,” 3ujar sang ibu, “3Ia seorang pemuda 3yang serba berkecukupan, 3sedangkan Rajo Mudo 3hanya seorang rakyat 3biasa yang 3serba kekurangan. 3Lagi pula, 3Rajo Mudo tidak 3ada kabar beritanya 3hingga saat ini. 3Atau jangan-jangan, 3dia telah menikah 3dengan gadis lain 3di negeri 3seberang sana.”


3Bu, 3tolong jangan banding-3bandingkan Biji Kayo 3dengan Rajo Mudo,” 3ujar Putri Rainun, “3Meskipun Rajo Mudo 3tak memiliki harta 3yang melimpah, 3ia pemuda yang 3baik hati. 3Saya amat 3mencintainya, Bu.”


3Demikian seterusnya, 3Putri Rainun selalu 3menolak lamaran 3Biji Kayo. 3Namun, 3ia terus dibujuk 3dan dirayu 3oleh ibunya. 3Demi membahagiakan ibunya, 3maka terpaksalah ia 3menerima lamaran tersebut. 3Seminggu kemudian, 3pernikahan mereka pun 3dilangsungkan dengan meriah. 3Di atas pelaminan, 3Biji Kayo terlihat 3tersenyum bahagia, 3sementara Putri Rainun 3tampak sedih. 3Ia merasa amat 3bersalah sekali karena 3telah mengkhianati cinta 3Rajo Mudo.


4Usai menikah, 4pasangan pengantin baru 4itu tinggal di 4sebuah rumah mewah. 4Namun, 4Putri Rainun tak 4mau bertegur sapa 4dengan Biji Kayo. 4Bahkan, 4ia tidak mau 4tidur satu kamar 4dengan lelaki yang 4telah menjadi 4suaminya itu.


4Sementara itu, 4Rajo Mudo telah 4kembali dari perantauan. 4Hatinya pun hancur 4berkeping-keping saat 4mengetahui kekasihnya telah 4menikah dengan 4lelaki lain. 4Ia pun mengundang 4Putri Rainun untuk 4bertemu di 4suatu tempat. 4Namun, 4hanya seorang dayang 4sang Putri yang 4datang menemuinya.


4Hai, Dayang. 4Mana Putri Rainun?” 4tanya Rajo Mudo.


4Maaf, Tuan. 4Tuan Putri malu 4bertemu dengan Tuan. 4Makanya, 4beliau mengutus saya,” 4jawab dayang itu, “4Kalau boleh tahu, 4kenapa Tuan ingin 4bertemu Tuan Putri?”


4Rajo Mudo menghela 4nafas sejenak. 4Ia lalu menjawab 4pertanyaan itu.


5Tidak apa-apa, 5Dayang. 5Sampaikan saja salamku 5kepada Putri,” 5jawab Rajo Mudo, “5Oh iya, 5tolong berikan cincin 5ini kepada 5Tuan Putri.”


5Baik, Tuan,” 5jawab dayang itu 5seraya berpamitan.


5Setiba di 5rumah tuannya, 5sang dayang langsung 5menyerahkan cincin itu 5kepada Putri Rainun. 5Betapa sedihnya sang 5Putri saat menerima 5cincin itu. 5Ia berpikir bahwa 5Rajo Mudo merasa 5kecewa karena 5dikhianati cintanya. 5Padahal, 5dirinya menikah Biji 5Kayo karena terpaksa.


5Maafkan Dinda. 5Dinda tidak bermaksud 5mengkhianati Kanda. 5Dinda melakukan ini 5karena terpaksa,” 5kata Putri Rainum 5dalam hati.


5Merasa telah 5mengecewakan Rajo Mudo, 5Putri Rainun pun 5bunuh diri. 5Sang ibunda menjerit 5histeris ketika mengetahui 5putrinya telah mati. 5Namun, 5ia tampak terkejut 5ketika melihat ada 5cincin pemberian 5Rajo Mudo melingkar 5di jari 5manis anaknya. 5Sang ibu pun 5sadar bahwa ternyata 5putrinya menikah terpaksa 5dengan Biji Kayo. 5Ia merasa amat 5menyesal atas pernikahan 5putrinya tersebut.


5Saat upacara pemakaman 5Putri Rainun berlangsung, 5Rajo Mudo 5pun hadir. 5Ia sangat terpukul 5atas kejadian yang 5menimpa kekasihnya. 5Usai upacara pemakaman, 5ketika seluruh pelayat 5sudah meninggalkan areal 5makam, 5Rajo Mudo masih 5duduk termenung di 5samping kuburan 5sang Putri. 5Ia merasa bahwa 5suatu hari nanti 5kekasihnya akan hidup 5kembali.


6Suatu hari, 6Rajo Mudo kembali 6menjenguk makam 6Putri Rainun. 6Tiba-tiba muncul 6setangkai bunga ilalang 6dari makam 6sang Putri. 6Bunga ilalang itu 6kemudian diterbangkan angin 6sehingga melayang-layang 6di udara.


6Aku yakin, 6bunga ilalang itu 6pastilah penjelmaan 6Putri Rainun,” 6gumam Rajo Mudo.


6Rajo Mudo pun 6segera mengejar bunga 6ilalang itu hendak 6menangkapnya. 6Namun, 6seorang pelayan setia 6Putri Rainun tiba-6tiba muncul dan 6mendahuluinya menangkap bunga 6ilalang itu.


6Sebaiknya bunga ilalang 6ini kita bawa 6ke Nenek Rubiah 6yang sakti itu,” 6ujar si dayang.


6Akhirnya, 6Rajo Mudo dan 6si dayang membawa 6bunga ilalang itu 6ke rumah 6Nenek Rubiah. 6Setiba di sana, 6mereka pun menceritakan 6semua peristiwa yang 6terjadi di 6makam Putri Rainun. 6Setelah itu, 6Rajo Mudo meminta 6kepada Nenek Rubiah 6agar mengubah bunga 6ilalang menjadi 6Putri Rainun.


6Nek, 6tolong ubah bunga 6ilalang ini! 6Aku yakin bunga 6ini penjelmaan 6Putri Rainun,” 6pinta Rajo Mudo.


6Nenek Rubiah pun 6segera memanterai bunga 6ilalang itu. 6Sungguh ajaib, 6dari kelopak bunga 6itu ilalang itu 6muncullah Putri Rainun. 6Alangkah senangnya hati 6Rajo Mudo. 6Ia pun langsung 6memeluk kekasihnya itu. 6Akhinya, 6kedua pasangan kekasih 6tersebut menikah dan 6mereka pun hidup 6berbahagia selamanya.